Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah peristiwa penting bagi memori kolektif bangsa, titik kulminasi perjuangan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sekaligus mengakhiri periode revolusi. Berbeda dengan perundingan-perundingan sebelumnya yakni Perjanjian Linggadjati, Perjanjian Renville, dan Perjanjian Roem Roijen, Perjanjian KMB menginventarisir semua permasalahan yang menjadi sengketa Indonesia-Belanda sekaligus menghasilkan berbagai kesepakatan kongkrit yang dalam pelaksanaan butir-butir kesepakatannya ditinjau oleh pihak lain yakni delegasi PBB.
Kesepakatan dalam KMB menjadi awal dari kemerdekaan secara politik, juga kemerdekaan sebagai bangsa yang mandiri secara ekonomi. Salah satunya melahirkan rintisan jalan menuju pendirian Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia. Pendirian Bank Indonesia setelah melalui jalan yang berliku sejak disepakatinya Perjanjian KMB memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan rakyat Indonesia bahwa pendirian BI sebagai Bank Sentral Republik Indonesia ditempuh melalui perjuangan yang cukup panjang. Perjuangan yang diawali dengan semangat untuk mendirikan BNI sebagai bank yang dipersiapkan menjadi bank sentral RI pada masa revolusi telah mengorbankan harta, tenaga hingga jiwa rakyat Indonesia.
Buku ini tidak hanya menggambarkan perjalanan dinamis dan merekam babak penting dalam sejarah pembentukan Bank Indonesia, tetapi juga menyajikan kumpulan fakta dan data historis untuk memperdalam pemahaman tentang proses panjang pembentukan sebuah lembaga yang menjadi cerminan kedaulatan ekonomi sebuah bangsa.
Penulis
| : Agus Setiawan, Rita Krisdiana, Allan Akbar |
ISBN | : 978-623-5662-51-0 (PDF) |
Halaman | : 448 |
Ukuran | : 14,5 x 20,5 cm |
Penerbit | : BI Institute |
Buku dapat dibaca secara lengkap di Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia.