RINGKASAN EKSEKUTIF
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL: PENGOLAHAN IKAN KERING
Usaha perikanan tangkap di Kota Bengkulu merupakan salah satu usaha agribisnis unggulan di Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis Provinsi Bengkulu yang terletak di sepanjang pesisir barat pantai sumatera sangat mendukung ketersediaan sumberdaya hasil laut yang melimpah. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan pemanfaatan hasil laut yang berlimpah, terutama untuk ikan-ikan yang bernilai ekonomi rendah jika dijual dalam bentuk segar, maka upaya pengawetan dengan cara pengeringan sangat strategis.
Pengolahan ikan kering di Kota Bengkulu dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan energi matahari. Ikan segar dibeli secara curah dengan jenis keragaman yang bervariasi tergantung dengan musim, selanjutnya ikan dibersihkan, diberi garam, dan dikeringkan di atas para-para yang telah tersedia dalam waktu sekitar 8-10 jam per proses produksi. Ikan kering tersedia sepanjang waktu, namun jenisnya bervariasi.
Berdasarkan hasil analisis model pembiayaan yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa usaha pengolahan ikan kering di Kota Bengkulu sangat berprospek dan layak untuk dikembangkan. Analisis keuangan dan kelayakan proyek usaha pengolahan ikan kering sesuai asumsi yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV Rp6.062.902,923, IRR 1,23%, Net B/C 3,001, dan PBP 28,9 bulan atau 2,4 tahun. Industri ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank. Selain itu industri ikan kering ini juga sangat tahan terhadap kenaikan biaya variabel maupun penurunan pendapatan, karena usaha ini masih dianggap layak walaupun kenaikan biaya variabel atau penurunan pendapatan terjadi sampai 10%.
Secara umum dapat disampaikan bahwa industri ikan kering mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat. Perkembangan usaha perikanan tangkap merupakan faktor pendukung terbesar bagi usaha pengolahan ikan kering agar dapat memasok ikan segar sebagai bahan baku usaha pengolahan dengan harga yang murah dan bermutu tinggi.
Dua faktor terpenting bagi keberhasilan usaha pengolahan ikan kering selain faktor bahan baku adalah tingkat kekeringan dan kualitas pengemasan produk. Tingkat kekeringan akan menjadi faktor pembeda suatu produsen dengan produsen lainnya, dimana akan timbul keterikatan antara konsumen dengan produsen ikan kering tertentu. Dengan total biaya investasi yang dibutuhkan untuk usaha pengolahan ikan kering adalah Rp3.203.476,00 dan biaya modal kerja adalah sebesar Rp7.712.990,10 pengembangan industri ikan kering dapat memberikan manfaat yang positif. Manfaat positif yang dirasakan adalah dari aspek sosial ekonomi wilayah, dengan terbukanya peluang kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Namun dari sisi dampak lingkungan, masalah limbah dan hygiene serta sanitasi produk masih sangat perlu diperhatikan.
Rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan aspek finansial, industri ikan kering ini, layak untuk dibiayai.
- Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek keuangan, dan manajemen pembukuan.
- Perlu adanya informasi mengenai pendampingan/pembinaan kepada kelompok/nelayan dalam rangka menjaga keberlanjutan usaha, terutama bagi UMKM.
- Perlu adanya informasi alternatif pembiayaan dengan menggunakan 2 (dua) pola, yaitu pembiayaan kepada kelompok dan kepada individu untuk penyesuaian kebijakan pada masing-masing bank/lembaga keuangan.