POLA PEMBIAYAAN
USAHA KECIL : PERIKANAN TANGKAP
Permintaan akan jenis ikan dasar seperti Tenggiri, Manyung, Kakap dan Kerapu di pasar luar negeri masih terus meningkat. Khususnya Ikan Tenggiri, permintaan di Negara-negara Singapura,
Malaysia, Hongkong, dan China dari
tahun ke tahun menunjukkan tren yang meningkat. Salah satu pintu ekspor ikan tenggiri di Indonesia, yaitu Batam.
Ikan Tenggiri dan Manyung
banyak digemari karena mempunyai kandungan gizi yang sangat baik bagi kesehatan. Ikan tenggiri mempunyai kandungan rendah
kolesterol, sehingga diyakini sangat berkhasiat bagi kesehatan. Atas dasar itu
makanya berbagai negara di dunia mulai melirik Ikan Tenggiri untuk menjadi produk utama
dikonsumsi masyarakat.
Mengingat permintaan akan produk ikan-ikan dasar khususnya Tenggiri dan Manyung
terus meningkat maka upaya peningkatan produksi masih cukup terbuka lebar. Oleh sebab itu, peningkatan upaya
penangkapan ikan di laut dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi alat
tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan dasar/karang perlu
dikembangkan.
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap
jenis-jenis ikan demersal/karang cukup beragam, diantaranya adalah pancing,
arad, trawl dan gillnet. Diantara
alat tangkap tersebut, gillnet adalah alat tangkap yang cukup produktif. Gillnet
pada umumnya dioperasikan oleh nelayan yang mempunyai penghasilan menengah ke
bawah. Besar kecilnya investasi dalam kegiatan penangkapan dengan gillnet
ditentukan oleh kapasitas kapal dalam membawa gillnet ke laut. Sehingga,
nelayan skala kecil sekalipun bisa mengoperasikannya. Dengan ukuran perahu yang
lebih kecil, nelayan membawa gillnet yang lebih sedikit pula. Disamping
itu, pengoperasian alat tangkap gillnet sangat sederhana sehingga hampir setiap
nelayan mampu melakukannya. Atas dasar tersebut, gillnet banyak dioperasikan
oleh nelayan di seluruh perairan Indonesia.
Perikanan gillnet meskipun mempunyai peluang
dikembangkan untuk menangkap ikan dasar, namun seperti perikanan tangkap lainnya
tradisional lainnya, kondisi nelayan gillnet masih perlu mendapatkan bantuan
teknis dan manajemen. Selain faktor manajemen usaha yang relatif belum baik,
aspek permodalannya juga perlu mendapatkan bantuan dari pihak lain. Ketika musim panen tiba, mereka akan surplus
keuangan, tetapi ketika musim paceklik tiba akan meminta bantuan ke pihak lain
untuk membiayai operasi penangkapan ikannya.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
nelayan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
memberi dukungan sarana maupun prasarana, kapal Inka Mina dengan ukuran 30
Grosstonage ke atas. Namun
demikian, pemberian bantuan kapal secara cuma-cuma tersebut masih terkendala
terkait dengan besarnya biaya yang harus ditanggung oleh para nelayan apabila
mereka hendak berlayar. Untuk mengoperasikan kapal gillnet di Batam dibutuhkan
sekitar 3 ton solar setiap tripnya.
Dalam rangka mendukung program pemerintah
tersebut, beberapa bank di Batam sudah melaksanakan tugasnya dengan membantu
memberikan kredit modal usaha bagi beberapa kelompok nelayan yang telah mendapatkan
bantuan kapal Inka Mina. Meskipun belum sempurna, kebijakan tersebut sudah
menampakkan hasil yang menggembirakan.
Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan
perikanan gillnet kaitannya dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah
dilakukan pengkajian tentang perikanan gillnet di
Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
a) Usaha gillnet mempunyai peranan
penting dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga
murah bagi masyarakat.
b) Faktor terpenting bagi
keberhasilan usaha gillnet selain faktor cuaca adalah persaingan dengan jenis alat
tangkap lainnya, misalnya trawl atau pukat ikan.
c) Total biaya proyek
yang dibutuhkan untuk usaha gillnet adalah Rp97.967.000,- dimana
lebih dari 90% biaya tersebut diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan
sisanya dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya diterima pada masa
konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dengan suku bunga 14% pertahun.
d) Analisis keuangan dan kelayakan
proyek usaha gillnet sesuai asumsi yang digunakan dengan umur proyek 5 tahun
dinilai layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV Rp517.673.721,-, IRR 28,04%,
Net B/C 1.39 dan PBP 3,6 tahun. Usaha ini juga mampu
melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank. Usaha ini juga mampu
menghasilkan laba rata-rata pertahun sebesar Rp210.414.512,-.
e) Usaha gillnet lebih sensitif terhadap penurunan
pendapatan jika dibandingan dengan kenaikan biaya variabel.
f) Pengembangan usaha gillnet
memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan
terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.