BI Icon
​- Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau (KPw BI Riau)

- Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM (DPAU)

1/14/2015 10:00 AM
Hits: 13185

Pola Pembiayaan Usaha Kecil: Perikanan Tangkap

Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL : PERIKANAN TANGKAP 


 

Permintaan akan jenis ikan dasar seperti Tenggiri, Manyung, Kakap dan Kerapu di pasar luar negeri masih terus meningkat.  Khususnya Ikan Tenggiri, permintaan di Negara-negara Singapura, Malaysia, Hongkong, dan China dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang meningkat. Salah satu pintu ekspor ikan tenggiri di Indonesia, yaitu Batam.

Ikan Tenggiri dan Manyung banyak digemari karena mempunyai kandungan gizi yang sangat baik bagi kesehatan. Ikan tenggiri mempunyai kandungan rendah kolesterol, sehingga diyakini sangat berkhasiat bagi kesehatan. Atas dasar itu makanya berbagai negara di dunia mulai melirik Ikan Tenggiri untuk menjadi produk utama dikonsumsi masyarakat. 

Mengingat permintaan akan produk ikan-ikan dasar khususnya Tenggiri dan Manyung terus meningkat maka upaya peningkatan produksi masih cukup terbuka lebar. Oleh sebab itu, peningkatan upaya penangkapan ikan di laut dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan dasar/karang perlu dikembangkan. 

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan demersal/karang cukup beragam, diantaranya adalah pancing, arad, trawl dan gillnet. Diantara alat tangkap tersebut, gillnet adalah alat tangkap yang cukup produktif. Gillnet pada umumnya dioperasikan oleh nelayan yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah. Besar kecilnya investasi dalam kegiatan penangkapan dengan gillnet ditentukan oleh kapasitas kapal dalam membawa gillnet ke laut. Sehingga, nelayan skala kecil sekalipun bisa mengoperasikannya. Dengan ukuran perahu yang lebih kecil, nelayan membawa gillnet yang lebih sedikit pula. Disamping itu, pengoperasian alat tangkap gillnet sangat sederhana sehingga hampir setiap nelayan mampu melakukannya. Atas dasar tersebut, gillnet banyak dioperasikan oleh nelayan di seluruh perairan Indonesia.

Perikanan gillnet meskipun mempunyai peluang dikembangkan untuk menangkap ikan dasar, namun seperti perikanan tangkap lainnya tradisional lainnya, kondisi nelayan gillnet masih perlu mendapatkan bantuan teknis dan manajemen. Selain faktor manajemen usaha yang relatif belum baik, aspek permodalannya juga perlu mendapatkan bantuan dari pihak lain.  Ketika musim panen tiba, mereka akan surplus keuangan, tetapi ketika musim paceklik tiba akan meminta bantuan ke pihak lain untuk membiayai operasi penangkapan ikannya.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberi dukungan sarana maupun prasarana, kapal Inka Mina dengan ukuran 30 Grosstonage ke atas. Namun demikian, pemberian bantuan kapal secara cuma-cuma tersebut masih terkendala terkait dengan besarnya biaya yang harus ditanggung oleh para nelayan apabila mereka hendak berlayar. Untuk mengoperasikan kapal gillnet di Batam dibutuhkan sekitar 3 ton solar setiap tripnya. 

Dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut, beberapa bank di Batam sudah melaksanakan tugasnya dengan membantu memberikan kredit modal usaha bagi beberapa kelompok nelayan yang telah mendapatkan bantuan kapal Inka Mina. Meskipun belum sempurna, kebijakan tersebut sudah menampakkan hasil yang menggembirakan. 

Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan perikanan gillnet kaitannya dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah dilakukan pengkajian tentang perikanan gillnet di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. 

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a)     Usaha gillnet mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat.

b)    Faktor terpenting bagi keberhasilan usaha gillnet selain faktor cuaca adalah persaingan dengan jenis alat tangkap lainnya, misalnya trawl atau pukat ikan.

c)    Total biaya proyek yang dibutuhkan untuk usaha gillnet adalah Rp97.967.000,- dimana lebih dari 90% biaya tersebut diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan sisanya dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya diterima pada masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dengan suku bunga 14% pertahun.

d)   Analisis keuangan dan kelayakan proyek usaha gillnet sesuai asumsi yang digunakan dengan umur proyek 5 tahun dinilai layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV Rp517.673.721,-, IRR 28,04%, Net B/C 1.39 dan PBP 3,6 tahun. Usaha ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank. Usaha ini juga mampu menghasilkan laba rata-rata pertahun sebesar Rp210.414.512,-.

e)    Usaha gillnet lebih sensitif terhadap penurunan pendapatan jika dibandingan dengan kenaikan biaya variabel.

f)    Pengembangan usaha gillnet memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.

 

 

Lampiran
Kontak
- KPw BI Riau : Telp.0778-462280 ext 8316, Fax. 0778-462254
- DPAU:  Telp. 021-29818115/ 8839/ 5458/ 4770; Fax. 021-2310786
Halaman ini terakhir diperbarui 10/20/2020 8:15 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga