No.27/272/DKom
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 10– 14 November 2025
Pada akhir hari Kamis, 13 November 2025
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.720 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,12%.
- DXY[1] melemah ke level 99,16.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,119%.
Pada pagi hari Jumat, 14 November 2025
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.690 per dolar AS.
Yield SBN 10 tahun stabil di 6,12%.
Aliran Modal Asing (Minggu II November 2025)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 13 November 2025 sebesar 73,51 bps, turun dibanding dengan 7 November 2025 sebesar 76,05 bps.
- Berdasarkan data transaksi 10 – 13 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp3,79 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp3,92 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp6,33 triliun di pasar SBN dan Rp1,39 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 13 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp37,24 triliun di pasar saham, Rp6,45 triliun di pasar SBN, dan Rp140,40 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Jakarta, 14 November 2025
Departemen Komunikasi
Ramdan Denny Prakoso
Direktur Eksekutif
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
