No.26/247/DKom
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 4 – 8 November 2024
Pada akhir hari Kamis, 7 November 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.730 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,75%.
- DXY[1] menguat ke level 104,51.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,326%.
Pada pagi hari Jumat, 8 November 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.605 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,66%.
Aliran Modal Asing (Minggu I November 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 7 November 2024 sebesar 67,59 bps, turun dibanding dengan 1 November 2024 sebesar 71,58 bps.
- Berdasarkan data transaksi 4 – 7 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,23 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,29 triliun di pasar saham, Rp4,66 triliun di pasar SBN, dan Rp3,28 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 4 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp38,51 triliun di pasar saham, Rp38,86 triliun di pasar SBN dan Rp192,99 triliun di SRBI.
- Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp38,17 triliun di pasar saham, Rp72,82 triliun di pasar SBN dan Rp62,65 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Jakarta, 8 November 2024
Departemen Komunikasi
Ramdan Denny Prakoso
Direktur Eksekutif
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.